Reporterjabar.com – Pemuda Persatuan Umat Islam (PUI) harus memiliki
keberanian berkontribusi besar dalam perbaikan masyarakat seperti yang telah
dilakukan pendahulu PUI sebagai pembawa dakwah Islam, sekaligus pelopor
kemerdekaan RI. “Pemuda PUI harus menjadi pelopor kebaikan dalam
masyarakat melalui intisab sebagai landasan ideal PUI dan Ishlah
Al-Tsamaniyah atau delapan perbaikan sebagai landasan operasional,” ujar Ketua
Umum Pemuda PUI Kabupaten Subang, Wawan Gunawan, S.STP, M.AP, saat memberikan sambutan
dalam Pelantikan Pengurus PUI Kecamatan Blanakan Subang, Jum’at (30/10/2020).
Kemudian dia menjelaskan tentang Ishlah Al-Tsamaniyah (delapan perbaikan)
yang meliputi 1. Perbaikan aqidah, 2. Perbaikan ibadah, 3. perbaikan adat
kebiasaan, 4. perbaikan pendidikan, 5. perbaikan keluarga, 6. Perbaikan
masyarakat, 7. Perbaikan ekonomi, 8. Perbaikan umat. “Kedelapan prinsip itu
sesuai dengan amalan dalam Al Qur'an dan ada dalam Pancasila sebagai asas
tunggal negara kita,” imbuhnya.
Adapun tujuannya kata Wawan ialah untuk menunjang tercapainya visi dan misi
Pemuda PUI melalui strategi perluasan wilayah dakwah secara optimal sampai ke
tingkat kecamatan/cabang.
Persatuan ummat Islam (PUI) adalah salah satu organisasi kemasyarakatan
Islam yang menjadi cikal bakal berdirinya telah ada sejak sebelum kemerdekaan
NKRI. Salah satu pahlawan nasional yang ikut dalam anggota BPUPKI, KH
Abdul Halim mendirikan Hayayul Qulub tahun 1911, sementara KH. Ahmad Sanusi
mendirikan Al-Ittihadiyatuk Islamiya tahun 1931.
Kemudian kedua organisasi ini bergabung menjadi PUI yang membawa ruh
semangat persatuan di kalangan umat Islam.
PUI menjunjung tinggi prinsip ahlussunnah wal jamaah yang mengambil
panduan utama Al-Qur'an dan As-Sunnah. Perbedaan pendapat (furu'iyah) terkait
pemahaman meteodoligi dakwah disikapi dengan penuh toleransi selama tidak
bersinggungan dengan prinsip aqidah.