ReporterJabar.com
– Untuk meningkatkan hasil panen diperkenalkan metode jamu Biogro. Diantaranya ialah
proses pembibitan yang biasanya direndam
dalam beberapa jam. “Tetapi dengan metode jamu organik Biogro proses pembibitan
petani sedikit berubah, terutama dalam hal perendaman bibit. Sebelumnya, bibit
hanya direndam dalam hitungan jam. Jika menggunakan metode jamu organik Biogro,
bibit harus direndam selama tiga hari tiga malam,” tutur pencipta metode
Biogro, Sooriya Murthy saat menuturkan di hadapan Bupati Subang dan Dinas Tanaman
Pangan Provinsi Jawa Barat di Rumah Dinas Bupati Subang, Kamis (1/10/2020).
Kata
Sooriya metode ini di Thailand telah dicoba hasinya dalam 1 hektar di bisa
mencapai 10 ton. Sedangkan di Vietnam 14 ton. “Lalu kenapa Indonesia tidak
bisa, diharapkan Subang dapat menjadi Kabupaten terbesar penghasil beras, ditahun
yang akan datang. Terlebih secara global, saat ini krisis pangan sudah
membayangi negara negara karena pandemi.” katanya.
Dalam presentasi tersebut hadir Kepala
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Ir. Dadan Hidayat,
M.Si, beserta jajaran, dan Ipong Witono, selaku Sekretaris Satgas Pemulihan
Ekonomi Jabar di halaman belakang pendopo Rumah Dinas Bupati Subang.
Ir. Dadan Hidayat dalam
kesempatan tersebut menyampaikan, kedatangan pihaknya untuk bersilaturahmi
dengan Kang Jimat sekaligus untuk mengenalkan teknologi dalam intensifikasi pertanian.
Ir. Dadan Hidayat menyampaikan selamat kepada Kabupaten Subang yang mendapatkan
penghargaan dari Kementrian Pertanian atas raihan produksi padi terbesar ke-3
Nasional. Tentunya keberhasilan tersebut harus di barengi dengan upaya-upaya
untuk mempertahankan produksi berasi Kabupaten Subang agar tetap mampu menjadi
jawara penghasil padi di tingkat nasional.
Ir. Dadan Hidayat menyampaikan
setidaknya, ada tiga pilar dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan,
keterjangkauan, dan stabilitas. Sebagai pilar pertama, ketersediaan pangan
menggambarkan bagaimana suatu sistem pertanian dapat menyediakan kebutuhan
pangan masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil panen dapat dengan
menggunakan metode jamu organik Biogro yang dapat menjadi salah satu solusi
Jabar untuk menjaga ketahanan pangan. Terlebih pertanian ke depan akan lebih
banyak menggunakan teknologi.
Sooriya Murthy Pencipta metode
jamu organik Bio Gro, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan,
dengan metode jamu organik Biogro, membuat proses pembibitan petani sedikit
berubah, terutama dalam hal perendaman bibit. Sebelumnya, bibit hanya direndam
dalam hitungan jam. Jika menggunakan metode jamu organik Biogro, bibit harus
direndam selama tiga hari tiga malam. dengan peningkatan hasil panen, ketahanan
pangan Jabar diharapkan aman, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Sooriya
Murthy mengatakan hasil panen dalam 1 hektar di thailand bisa mencapai 10 ton,
sedangkan di Vietnam 14 ton. Lalu kenapa Indonesia tidak bisa, diharapkan Subang
dapat menjadi Kabupaten terbesar penghasil beras, ditahun yang akan datang. Terlebih
secara global, saat ini krisis pangan sudah membayangi negara negara karena
pandemi.
Ipong Witono, selaku Sekretaris
Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar yang turut hadir dalam kesempatan tersebut
mengatakan, ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas pemulihan ekonomi
karena pertanian mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19. Saat semua sektor
terpukul pandemi, pertanian justru mengalami peningkatan sebesar 7,64 persen.
Kang Jimat dalam pertemuan
tersebut menyampaian terimakasih atas kehadiran jajaran Kepala Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Ir. Dadan Hidayat, M.Si, Kang Jimat
meminta dukungan terkait akan di bangunnya lokasi lokasi Food estate di
Kabupaten Subang, terkait penggunaan teknologi akan sangat berguna apabila di
pergunakan secara tepat. Oleh karena itu Kang Jimat meminta untuk dilakukan pendampingan
oleh penyuluh apabila akan menerapkan teknologi teknologi pertanian kepada para
petani.
Terkait penggunaan teknologi
untuk meningkatkan hasil pertanian, Kang Jimat merasa tertarik dan langsung
memerintahkan Plt. Kepala Dinas Pertanian yang juga Kepala Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Subang untuk melaksanakan uji coba di Kabupaten Subang. Kang Jimat
meminta para PPL yang berjumlah 172 orang yang tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten Subang, agar memiliki demplot uji coba di wilayah kerjanya
masing-masing minimal seluas 1 hektar, selain itu Kang Jimat juga memerintahkan
kepada seluruh UPTD Dinas Pertanian Kabupaten Subang untuk mengelola demplot
masing masing seluas 1 hektar. harapannya untuk mengetahui secara langsung
sejauh mana peningkatan hasil pertanian apabila menggunakan metode Bio Gro.